Al-Fudhoil bin ‘Iyadh mengatakan,
إِذَا لَمْ تَقْدِرْ عَلَى قِيَامِ اللَّيْلِ وَصِيَامِ النَّهَارِ فَاعْلَمْ أَنَّكَ مَحْرُوْمٌ كَبَلَتْكَ خَطِيئَتُكَ
“Jika anda tidak pernah sholat malam dan puasa sunnah di siang hari sadarilah bahwa anda orang yang merugi karena dosa membelenggu dirimu.” (Siyar A’lam an-Nubala‘ 8/435)
Hukuman maksiat itu tidak harus dalam bentuk hal-hal yang ngeri semisal hampir tersambar halilintar.
Diantara bentuk hukuman maksiat:
- Diberi kemudahan untuk kembali bermaksiat.
- Ibadah terasa hambar Hati tetap terasa gersang meski ibadah harian tetap rutin dilakukan. Tidak ada kenikmatan yang terasa saat dan setelah melakukan aktivitas ibadah. Sholat, dzikir dan baca al-Qur’an tidak membuahkan ketenangan hati.
- Sulit untuk melakukan ibadah sunnah. Sholat di akhir malam tidak pernah dilakukan. Puasa sunnah total ditinggalkan.
Diantara sebab sulit sholat di akhir malam dan puasa sunnah adalah maksiat kepada Allah.
Diantara kiat penting agar bisa kembali rajin sholat di akhir malam ataupun puasa sunnah di siang hari adalah taubat yang serius kepada Allah.
Moga Allah jadikan penulis dan semua pembaca tulisan ini orang-orang yang bisa merasakan nikmatnya sholat, berpuasa, dzikir, baca al-Qur’an dll dan meninggal dunia dalam kondisi beribadah kepadaNya. Aamiin.
Penulis: Ustadz Aris Munandar, S.S., M.P.I.